
DESKJABAR – Balai Perlindungan Perkebunan Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat (BPP Disbun Jabar) pada tahun 2024, melakukan gerak cepat menindaklanjuti aduan serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) dari petani pekebun.
Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Gandjar Yudniarsa, di Bandung, Selasa, 31 Desember 2024 menyebutkan, BPP membuka layanan aduan serangan OPT merupakan salah satu bentuk pelayanan prima kepada para petani/kelompok tani perkebunan di Jawa Barat untuk merespon dan menindaklanjuti aduan serangan OPT secara cepat, melalui berbagai bentuk pendampingan kegiatan perlindungan tanaman.
“Tujuannya untuk membantu petani/kelompok dalam mengendalikan serangan OPT dan mempertahankan kualitas serta kuantitas produksi tanaman perkebunan,” ujar Gandjar Yudniarsa.
Dikatakan, selama tahun 2024, BPP Disbun Jabar mendapat aduan tentang OPT dari petani pekebun sebanyak 57 laporan.
Menurut Kepala BPP Disbun Jabar, Mohamad Sopian Ansori, bentuk tindak lanjutnya, adalah berupa survey lokasi kejadian serangan OPT (maks. 7 hari kerja), pengamatan dan identifikasi gejala serangan OPT, rekomendasi serangan OPT kepada petani/kelompok tani. Pendampingan petani/kelompok tani dalam melaksanakan pengendalian OPT Monitoring hasil pengendalian OPT atau dilanjutkan dengan bimbingan teknis pembuatan bahan pengendali OPT yang aman dan ramah lingkungan.
Alur pengaduan yaitu : aduan dari petani/poktan/penyuluh/petugas kab/kota, petugas satuan pelayanan merespon aduan, persiapan alat bahan pengendali, tindaklanjut dan monitoring.
Ada pun sebaran wilayah aduan yang terlayani, adalah Bandung, Bandung Barat, Banjar, Bogor, Ciamis, Cianjur, Garut, Indramayu, Kuningan, Majalengka, Pangandaran, Purwakarta, Subang, Sumedang, Sukabumi, dan Tasikmalaya.
Ada pun jumlah luas serangan OPT aduan yang terlayani adalah 137,04 hektare. Perbandingannya, penyakit 49,3 persen, serta hama 50,7 persen.
Disebutkan, laporan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) dari para petani pekebun di Jawa Barat selama tahun 2024, terbanyak adalah : jamur (25), ulat (13), penggerek (8), virus (8), PBko (8), kepik (3), tikus (2), bakteri (2). Sedangkan kabupaten dengan jumlah aduan terbanyak, adalah Bandung (7), Garut (7), Tasikmalaya (6), dan Majalengka (6).
Sumber Berita : https://deskjabar.pikiran-rakyat.com/ekbis/pr-1138924376/tahun-2024-bpp-disbun-jabar-gerak-cepat-tindaklanjuti-aduan-opt-dari-petani?page=all&utm_source=social__whatsapp&utm_medium=social__whatsapp
Penulis: Kodar Solihat