Hero section image background

Balai Perlindungan Perkebunan Perkuat Perlindungan Tanaman Perkebunan di Jawa Barat (Kegiatan Minggu ke-3 Ferbuari 2025)

Rabu, 5 Maret 2025

Kegiatan dalam Seminggu

9

Postingan ini dilihat

0

Postingan ini dibagikan

Poster post Balai Perlindungan Perkebunan Perkuat Perlindungan Tanaman Perkebunan di Jawa Barat (Kegiatan Minggu ke-3 Ferbuari 2025)

Balai Perlindungan Perkebunan terus berkomitmen dalam mendukung keberlanjutan pertanian melalui berbagai kegiatan pemantauan, pembinaan, dan pendampingan bagi petani dalam upaya pengendalian hama dan penyakit tanaman perkebunan di berbagai daerah di Jawa Barat.

Dalam aspek pengendalian hama dan penyakit tanaman, tim Balai Perlindungan Perkebunan melaksanakan validasi data serangan hama dan penyakit pada tanaman cengkeh di Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi. Selain itu, pembinaan kepada petani pengamat yang tergabung dalam Sistem Informasi Manajemen Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (SIMAKIT) juga dilakukan di beberapa daerah, seperti Kabupaten Tasikmalaya, Ciamis, Garut, Majalengka, Kuningan, dan Bogor. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan akurasi pelaporan data serangan hama dan penyakit serta mempercepat respons pengendalian.

Peningkatan efektivitas pengendalian hayati juga menjadi perhatian utama, dengan penyerahan metabolit sekunder "Bang Ali" kepada kelompok tani di Kabupaten Sukabumi dan Ciamis. Selain itu, aplikasi metabolit sekunder juga telah diterapkan di persemaian tembakau di Kabupaten Sumedang. Upaya ini menunjukkan dukungan terhadap penggunaan agens hayati dalam mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia.

Di Kabupaten Sukabumi, validasi data hasil pengamatan serangan hama penyakit tanaman teh dilakukan di Desa Cisitu, Kecamatan Nyalindung. Sementara itu, monitoring serangan hama penyakit tanaman teh juga dilaksanakan di Desa Sukamekar, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan langkah pengendalian yang tepat guna diterapkan dalam perlindungan tanaman teh.

Pendampingan terhadap petani juga dilakukan dalam penerapan pupuk bokashi berbahan kulit buah kopi untuk pemupukan tanaman hasil sambung pucuk di Kebun Dinas Cisarungga, Kabupaten Garut. Selain itu, pembuatan pupuk bokashi menggunakan Mikroorganisme Lokal (MOL) juga dilakukan di lokasi yang sama sebagai bagian dari inovasi dalam peningkatan kesuburan tanah.

Lebih lanjut, Balai Perlindungan Perkebunan turut berperan dalam mendukung layanan kesehatan perkebunan dengan melakukan observasi lapangan terhadap kondisi tanaman kopi yang menunjukkan gejala nekrosis di Kabupaten Sumedang.

Selain upaya perlindungan tanaman perkebunan, Balai Perlindungan Perkebunan juga melaksanakan berbagai kegiatan pembinaan dan koordinasi dengan petani pengamat dan petugas perekap data di Kabupaten Bandung, Subang, Sukabumi, dan Banjar. Koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Pertanian dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di berbagai kabupaten, turut memperkuat efektivitas program perlindungan tanaman perkebunan.

Salah satu kegiatan lain adalah kunjungan guru SMK PPN Tanjungsari dan SMKN 7 Bandung untuk melakukan penjemputan serta evaluasi terhadap siswa yang telah menyelesaikan magang di Balai Perlindungan Perkebunan. Hal ini merupakan bagian dari upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia di sektor pertanian melalui pembelajaran berbasis pengalaman langsung di lapangan.

Dengan berbagai kegiatan ini, Balai Perlindungan Perkebunan terus berupaya memastikan keberlanjutan produksi perkebunan di Jawa Barat melalui sistem perlindungan tanaman yang terpadu dan berbasis data. Ke depan, sinergi antara pemerintah, petani, dan penyuluh akan semakin diperkuat untuk menciptakan sistem pertanian yang lebih tangguh dan berkelanjutan.

Penulis: Admin BPP